Kamis, 19 Februari 2015

Ilmu Pendidikan Islam



pada postingan ini saya akan berbagi tentang pengertian pendidikan. jika berminat silahkan download file dibawah ini.



 

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warohmatullahi wabarakatuh
          Pertama-tama dan yang kita utamakan marilah kita panjatkan puji syukur kita atas kehadiran Allah swt yang telah memberikan taufiq dan hidayahnya kepada kita semua dan khususnya kepada kami sehingga kita dapat menyelesesaikan tugas kelompok (MAKALAH) mata kuliah Ilmu Pendidikan Islam . Sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada uswatun hasanah kita yaitu Nabiullah Muhammad saw yang kita nati-nantikan safa’atnya di yaumul akhir nanti. Dan semoga kita termasuk dari umatnya yang akan mendapatkan safa’atnya.
           Ucapan terimakasih kami haturkan kepada Ibu Sri Andri Astuti, M.Ag selaku dosen mata kuliah Ilmu Pendidikan Islam yang telah memberikan bimbingannya kepada kami sehingga bisa terselesaikannya yaitu dengan pokok bahasa yaitu”Konsep Dasar dan Pendekatan Sistem Pendidikan Islam” dan seluruh pihak yang telah membantu penyelesaian makalah ini kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan
          Oleh karena itu, saran dan bimbingan dari para pembaca yang sifatnya membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan pembuatan makalah ini di masa yang akan datang, dan semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Walaikum salam warohmatullahi wabarakatu
Metro,29 september 2014



DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................. 1
1.1  Latar Belakang................................................................ 1
1.2  Rumusan Masalah.......................................................... 1
1.3  Tujuan Penulisan............................................................ 2
1.4  Manfaat Penulisan.......................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................ 3
A.   Pengertian Pendidikan Islam dari Segi Bahasa.................... 3
1.     Ditinjau dari Segi Etimologi............................................ 3
2.     Ditinjau dari Segi Terminologi......................................... 4
B.   Pendekatan Sistem dalam Pendidikan.................................. 9
C.   Ciri-Ciri Sebuah Sistem dan Komponennya....................... 10
D.  Perbedaan Sistem Pendidikan Islam dengan Sistem Pendidikan Non Islam               12
1.     Sistem Ideologi.............................................................. 12
2.     Sistem Nilai................................................................... 13
3.     Orientasi Pendidikan..................................................... 13
E.   Prinsip-Prinsip Sistem Pendidikan Islam............................ 14

BAB III PENUTUP...................................................................... 19
3.1 Kesimpulan............................................................................ 19
3.2 Saran.................................................................................. 22
DAFTAR PUSTAKA............................................................... 23



BABI
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
didalam bab ini kita akan membahas tentang konsep dasar dan perkembangan sistem pendidikan islam. Pendidikan islam harus mampu hidup didalam kedamaian dan kesejahteraan sebagaimana yang diharapkan dan di cita-cita kan islam. Dengan demikian pengertian pendidikn islam adalah suatu sistem pendidikanyang mencakup seluruh aspek kehidupan manusia baik duniawi maupun ukhrawi. Mengingat luasnya jangkauan yang harus di garap oleh pendidikan islam, maka pendidikan islam tetap terbuka terhadap tuntutan kesejahteraan umat manusia. Baik tuntutan dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi maupun tuntutan pemenuhan kebutuhan hidup rohaniyah.
Makna tersebut dapat dipahami, apabila kita mau memperdalam ilmu agama yang luas dan mendalam agar kita tidak terjerumus pada jalan yang salah untuk dijalani kedepannya nanti yaitu untuk masa depan yang lebih baik lagi dimasa depan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dapat dirumuskan sebagai berikkut:
1.     Bagaimana latar belakang munculnya ilmu pendidikan islam
2.     Bagaimana proses pembentukan ilmu pendidikan itu sendir






1.3 TUJUAN PENULISAN
Penulisan makalah ini dengan judul “Konsep Dasar dan Pendekatan Sistem Pendidikan Islam” ini memiliki tujuan sebagai berikut:
1.     Sebagai persyaratan untuk mengikuti diskusi mata kuliah Ilmu Pendidikan Islamdan dapat  memahaminya
2.     Mengingatkan kembali kehidupan masa kini dan masa yang akan datang
3.     Agar dapat mengetahui Pengertian, ciri-ciri dan komponen pendidikan dalam islam

1.4 Manfaatan Penulisan
a.     Bagi mahasiswa
Sebagai pedoman dan panduan dalam memahami perkembangan pendidikan islam masa kini dan masa sekarang.
b.     Bagi doseni dalam
Penulisan makalah ini dapat dijadikan tolak ukur pemahaman mahasiswa/mahasiswi mengenai pemahaman ilmu pendidikan islam.
c.      Bagi Pembaca
Meningkatkan kesadaran pembaca terhadap pentingnya menpelajari Ilmu Pendidikan Islam.





BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian pendidikan islam dari segi bahasa
1.     Di tinjau dari segi etimologi
Menurut Mu’jam (kamus ) kebahasaan kata al-tarbiyah memiliki tiga akar kebahasaan yaitu:
a.     Tambah (zad) dan berkembang (nama). Pengertian ini di dasarkan atas Q.S al –Rum ayat 39
!$tBur OçF÷s?#uä `ÏiB $\/Íh (#uqç/÷ŽzÏj9 þÎû ÉAºuqøBr& Ĩ$¨Z9$# Ÿxsù (#qç/ötYÏã «!$# ( !$tBur OçF÷s?#uä `ÏiB ;o4qx.y šcr߃̍è? tmô_ur «!$# y7Í´¯»s9'ré'sù ãNèd tbqàÿÏèôÒßJø9$# ÇÌÒÈ  
dan sesuatu Riba (tambahan) yang kamu berikan agar Dia bertambah pada harta manusia, Maka Riba itu tidak menambah pada sisi Allah. dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, Maka (yang berbuat demikian) Itulah orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya).

b.     Tumbuh (nasya) dan menjadi besar (tara’ra’a)
c.      Memperbaiki (ashlaha), menguasai urusan, memelihara, merawat, menunaikan
Menurut abdul A’la al-maududi kata rabbun terdiri dari dua huruf “ra” dan “ba” tasydid yang merupakan pecahan tarbiyah yang berarti “pendidikan pengasuhan dan sebagainya. Selain itu kata ini mencakup banyak arti seperti “kekuasaan, perlengkapan, tanggung jawab perbaikan, penyempurnaan, dan lain-lain. Kata ini juga merupakan predikat suatu kebesaran, keagungan kekuasaan dan kepemimpinan.
Istilah lain dari pendidikan adalah Ta’lim merupakan masdar dari kata ‘allama yang artinya pengajaran yang bersifat pemberian atau penyampaian, pengertian, pengetahuan, dan keterampilan.[1]
Istilah lain dari pendidikan bisa diterjemahkan dengan “pelatihan atau pembiasaan”  dan mempunyai makna sebagai berikut:
1.     Ta’dib yang berarti melatih, untuk prilaku yang baik dan sopan.
2.     Addaba mengandung pengertian  mendidik dan  memperbaiki.

2.     Ditinjau Dari Segi Terminologi
a.     Tarbiyah
Mustafa al- Magraghi membagi tarbiyah menjadi tiga macam. Pertama, yaitu penciptaan, pembinaan, dan pngembangan jasmani peserta didik, yaitu pembinaan jiwa manusia dan kesempurnaan melalui petunjuk ilahi. Berdasarkan pembagian  tersebut, maka dapat disimpulkan, tarbiyah mencakup berbagai kebutuhan manusia, baik jasmani maupun rohani. Ketiga, yang mengandung arti memperbaiki, memelihara, merawat, dan menjaga kelesrarian hidup, denga mmenggunakan makna tarbiyah ini, maka tarbiyah berarti usaha memelihara,merawat, memperbaikidan mengatur kehidupan peserta didik, agar dapat lebih baik hidupnya
b.     Ta’lim
Menurut rasyid ridha adalah proses transmisi berbagai ilmu pengetahuan pada jiwa idividu tanpa adanya batasan dan ketentuan tertentu, berdasarkan Q.S. al-Baqarah ayat 31 tentang allama Tuhan kepada Adam As.
zN¯=tæur tPyŠ#uä uä!$oÿôœF{$# $yg¯=ä. §NèO öNåkyÎztä n?tã Ïps3Í´¯»n=yJø9$# tA$s)sù ÎTqä«Î6/Rr& Ïä!$yJór'Î/ ÏäIwàs¯»yd bÎ) öNçFZä. tûüÏ%Ï»|¹ ÇÌÊÈ  
31. dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada Para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!"

Kemudian menurut al-maraghi pengajaran  dilaksanakan bertahap, sebagaimana tahapan Adam As. Mempelajari, menyaksikan dan menganalisis asma-asama yang di ajarkan oleh Allah kepadanya. Dengan demikian hal ini berarti bahwa al-ta’lim mencakup aspek kognitif belakang, belim mencapai domain lainnya.
c.      Ta ‘dib
Menurut Al-Naquib al-Attas al-ta’dib adalah pengenalan pengakuan tempat-tempat yang tepat dari segala sesuatu yang didalam tatanan penciptaan dan pengakuan kekuasaan dan keagungan Tuhan didalam tatanan dan wujud keadaannya. Pengertian ini didasarkan atas sabda Nabi yang artinya:
“tuhan telah mendidikmu, sehingga menjadi baik pendidikanmu”
d.     Al-riyadhah
Al-Ghazali yang menawarkan istilah al-riyadhah. Baginya, al-riyadhah adalah proses pelatihan individu pada masa kanak – kanak. Berdasarkan pengertian tersebut, Al-Ghazali hanya mengkhususkan penggunaan al-riyadhah untuk fase kanak-kanak, sedangkan fase yang lain tidak tercakup didalamnya.


e.      Al-Tahdzib
Al-tahdzib secara harfiah berarti pendidikan ahlak, atau menyucikan diri dari perbuatan ahlak yang buruk, yang berarti terdidik atau terpelihara dengan baik, dan beraturan dan berpengaruh pula terhadap ahlak yang sopan. Dari pengertian pengertian dapat di simpulkan bahwa secara keseluruhan kata al-tahzib terkait dengan perbaikan mental spiritual,moral dan ahlak yaitu memperbaiki mental seseorang yang tidak sejalan dengan ajaran atau norma kehidupan menjadi sejalan dengan ajaran atau norma kehidupan didunia. Kata al-tahzib sebagaimana telah disebutkan sebagai mendidik sehingga muncul dan timbul ahlak yang baik. Sikap pertengahan ini sejalan dengan hadits Nabi SAW:
“sebaik-baik manusia adalah orang yang terbaik ahlaknya diantara kamu.” (HR. Tabrani dari Ibn Umar)
“sebaik-bainya perkara yaitu yang pertengahan.” (HR. Abu Hurairah)[2]
f.       Al-Wa’dz atau Al-Mau’idzah
Yaitu yang berasal dari kata wa’aza yang artinya katahati, suara hati, hati nurani. Dengan demikian, inti al-wa’dz atau al-mau’idzahadalah pendidikan dengan cara memberikan penyadaran dan pencerahan batin, timbul kesadaran untuk berubah menjadi orang yang lebih baik.
g.     Al-Taskiyah
Berasal dari kata zakka-yuzakki-taskiyatan yang berarti pemurnian atau pembersihan, kesucian dan kemurnian, ketulusan hati, kejujuran atau dapat dipercaya. Dalam Al-Qur’an, kata al-tazkiyah diterangkan dalam surat al-jumu’ah ayat 2 yaitu:
uqèd Ï%©!$# y]yèt/ Îû z`¿ÍhÏiBW{$# Zwqßu öNåk÷]ÏiB (#qè=÷Ftƒ öNÍköŽn=tã ¾ÏmÏG»tƒ#uä öNÍkŽÏj.tãƒur ãNßgßJÏk=yèãƒur |=»tGÅ3ø9$# spyJõ3Ïtø:$#ur bÎ)ur (#qçR%x. `ÏB ã@ö6s% Å"s9 9@»n=|Ê &ûüÎ7B ÇËÈ    
 Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka kitab dan Hikmah (As Sunnah). dan Sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata,

Ibn sina dan Al-Ghazali mengemukakan bahwa tazkiyah (mensucikan diri)dalam arti membersihkan rohani dari sifat-sifat yang tercela.
Dari penjelasan tersebut terlihat, bahwa kata al-tazkiyah ternyata dapat digunakan untuk arti pendidikan yang bersifat pembinaan mental spiritual dan ahlak mulia.
h.     Al-Talqin
Berasal dari kata laqqana yulaqqinu talqina yang berarti pengajaran atau mengajarkan, yang berarti perintah atau anjuran, pengarahan, ilham. Dengan demikian al-talqin digunakan pula untuk arti pendidikan dan pengajaran yang diberlakukan untuk orang-orang yang hidup mauoun orang yang sudah meninggal hal ini dapat didasarkan pada keyakinan bahwa orang yang sudah meninggal haya raga dan fisiknya yang tidak berfungsi, sedangkan jiwa yang masih berfungsi sehingga masih dapat pengajaran yaitu pengajara menghadapi pertanyaan malaikat munkar dan nakir didalam kubur serta peneguhan hati agar tidak gentar dan tidak panik ketika kedua malaikat itu datang menghadapinya didalam kubur.


i.       Al-Tadris
Berasal dari kata darrasa yudarrisu tadrisan yang berarti pengajaran, mengajarkan, perintah. Selain itu kata al- tadris memiliki arti yang sangat luas yaitu: sesuatu yang pengaruhnya membekas, dan sesuatu yang pengaruhnya membekas menghedaki adanya perubahan pada diri seseorang, yang bersifat pengajaran yakni menyampaikan ilmu pengetahuan kepada peserta didik yang selanjudnya memberi pengaruh dan menimbulkan perubahan pada dirinya.
j.       Al-Tafaqquh
Berasal dari kata tafaqqaha yatafaqqaha tafaquha, yang berarti mengarti dan memahami arti lainnya adalah menghubungkan pengetahuan yang abstrak dengan ilmu yank kongkrit, sehingga menjadi ilmu yang lebih khusus
k.     Al-Tabyin
Berasal dari kata bayyana, yubayyinu, tabyinan yang mengandung arti mengemukakan,menjelaskan yaitu yang berarti pula menyatakan atau menerangkan yang bekaitan dengan pengajaran dan pendidikan. Karena itu, al-tabyin juga dapat berarti pendidikan dan pengajaran.
l.       Al-Tazkirah
Berasal dari kata zakkara,yuzakkiru tazkiratan mengingatkan kembali selain itu juga berarti suatu yang perlu di peringatkan yang bersifat lebih umum yaitu meningkatkan kembali untuk memberikan peringatan karena di dalam kegiatan pendidikan pengajaran terhadap kegiatan yang bertujuan mengingatkan peserta didik agar lebih memahami sesuatu atau meningkatkan agar tidak terjerumus kedalam perbuatan yang keji.
m.  Al-Irsyad
Berasal dari kata Al-Irsyad yang berarti bimbingan,menunjukan jalan,bimbingan rohani,perintah dan pengarahan. Dari sekian pengertian al-Irsyad ini terdapat pengertian yang berhubungan dengan pengajaran dan pendidikan, yaitu bimbingan dan pengarahan, pemberian informasi, pemberitahuan, nasehat, dan bimbingan spiritual.
bila pendidikan diartikan sebagai latihan mental, moral, dan dan fisik yang bisa menghasilkan manusia berbudaya tinggi maka pendidikan berarti menumbuhkan personalitas (kepribdian) serta menanamkan tanggung jawab. Tujuan dan sasaran penidikan berbeda-beda menurut pandangan masing-masing pendidik atau lembaga pendidikan oleh karna itu perlu dirumuskan pandangan hidup islam yang mengarah tujuan dan sasaran pendidikan islam. Oleh karna itu bila manusia yang berpredikat muslim, benar-benar akan menjadi penganut agama yang baik, mentaati ajaran islam dan menjaga agar rahmat Allah tetap berada pada dirinya. Ia harus mampu memahami dan menghayati dan mengamalkan sesua ajaran agama islam sesuai dengan iman  dan akidah islamiyah.
Untuk tujuan itulah manusia harus dididik melalui proses pendidikan islam. Berdasarkan pandangan di atas, pendidikan islam berarti system pendidikan yang dapat menberikan kemampuan seseorng untuk memimpin kehidupan sesuai dengan cita-cita dan nilai islam yang telah menjiwai dan mewarnai corak kepribadiannya.
Dengan kata lain, manusia yang mendapatkan pendidikan islam harus mampu hidup didalam kedamaian dan kesejahteraan sebagaimana yang diharapkan dan di cita-cita kan islam. Dengan demikian pengertian pendidikn islam adalah suatu sistem pendidikanyang mencakup seluruh aspek kehidupan manusia baik duniawi maupun ukhrawi. Mengingat luasnya jangkauan yang harus di garap oleh pendidikan islam, maka pendidikan islam tetap terbuka terhadap tuntutan kesejahteraan umat manusia. Baik tuntutan dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi maupun tuntutan pemenuhan kebutuhan hidup rohaniyah. Kebutuhan itu semakin meluas sejalan dengan tuntutan hidup manusia itu sendiri. Oleh karena itu, dilihat dari pengalamannya, pendidikan islam menuntut kemajuan zaman sesuai acuan norma-norma kehidupan islam.[3]

B. PENDEKATAN SISTEM DALAM PENDIDIKAN ISLAM
          Menurut Reja mudyahardja pendekatan sistem adalah cara berfikir dan bekerja yang menggunakan konsep-konsep teori sistem yang relavan dalam memecahkan masalah. Pada awal tahun 1960 pendidikan sistem mulai di aplikasiakan dalam bidang pendidikan seperti rumusan masalah, analisis kebutuhan, analisis masalah, desain metode, dan materi instruksional pelaksanaan secara ekperimental menilai dan merevisi. Dengan demikian pendekatan sistem merupakan proses pemecahan masalah yang logis untuk mencapai hasil pendidikan secara efektif dan efisien. Menurut Redja Mudyahardja sistem tersebut ada yang tertutup dan ada yang terbuka.
1)     Sistem tertutup  sistem ini struktur organisasibagian bagian yang tidak mudah menyesuaikan diri dengan lingkungannya,sekurang kurangnya dalam jangka waktu yang pendek. Struktur bagian bagian tersusun secara tetap dan bentuk operasinya berjalan otomatis
2)    Sistem terbuka sistem yang setruktur bagian depannya terus menyesuaikan diri dengan masukan dari lingkungan yang terus menerus berubah-ubah,dalam usaha dapat mencapai kapasasitas optimalnya.struktur bagian-bagian bersifat lentur dan bentuk oprasinnya dinamis,karena bagian-bagian dalam sistem dapat berubah karakteristik dan posisinya.
Pendidikan islam dalam satu sisi bisa dikategorikan sebagai sistem tertutup karena ada prisip-prinsip dasar dalam sistem tersebut yang sudah baku (yang tidak berubah dan tidak boleh diubah) yaitu al-qur’an dan hadist,tapi dalam sisi lain sistem pendidikan islam dikategorikan sebagai sistem terbuka karena dalam perkembangannya selalu berkaitan erat dengan berbagai sistem dalam kehidupan masyarakat,seperti sistem ekonomi,politik,sistem social budaya dari masyarakat yang mempengaruhi sistem pendidikan islam[4].
C. CIRI-CIRI SEBUAH SISTEM DAN KOMPONENNYA
               Suatu teori sistem menurut Reja Mudyahardjo mempunyai cirri-ciri sebagai berikut:
1)    Keseluruhan adalah hal yang utama dan bagian-bagian adalah hal yang ke dua
2)    Integrasi adalah kondisi saling hubungan antara bagian- bagian dalam satu sistem
3)    Bagian- bagian membentuk sebuah keseluruhan yang tak dapat pisahkan.
4)     Bagian- bagian memainkan peran mereka dalam kesatuan nya untuk mencapai tujuanya dari keseluruhan.
5)    Sifat bagian dan fungsi nya dalam keseluruhan dan tingkah lakunya diatur oleh keseluruhan terhadap hubungan-hubungan bagian nya.
6)    Keseluruhan adalah sebuah sistemtem atau sebuah kompleks atau sebuah konfigurasi dari energi dan berprilaku seperti sesuatu unsure tunggar yang tidak kompleks
7)    Segala sesuatu harus lah dimulai dari keseluruhan sebagian suatu dasar, dan bagian- bagian serta hubungan-hubungan baru kemudian terjadi berangsur-angsur.
Sedang kan J. W. Getzel dan E. G. Guba menyatakan bahwa pada umumnya sistem sosial mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a.     Terdiri  atas unsur-unsur yang saling berkaitan antara satu sama lian.
b.     Berorientasi kepada tujuan yang ditetapkan
c.      Didalamnya terdapat peraturan-peratuan dan tata tertib berbagai kegiatan dan sebagainya.[5]
Bila diaplikasikan dalam sitem pendidikan maka komponen-komponennya pendidikan seperti yang dikemukakan oleh para pakar sebagai berikut:
1)    Noeng Muhadjir membagi komponen sistem kepada tiga kategori yaitu:
a.     Bertolak dari lima unsur dasar pendidikan, meliputi: yang memberi, yang menerima, tujuan, cara/jalan, dan konteks positip.
b.     Bertolak dari dari empat komponen pokok pendidikan, yaitu kurikulum, subjek didik, personi fikasi pendidikan, dan konteks belajar mengajar.
c.      Bertolak dari tiga fungsi pendidikan, yaitu pendidikan berkreativitas, pendidikan moralitas, dan pendidikan produktivitas.
2)    Selanjudnya penulis membagi sistem pendidikan tersebut atas empat unsur yaitu:
a.     Kegiatan pendidikan yang meliputi: pendidikan diri sendiri, pendidikan oleh lingkungan, pendidikan oleh seorang terhadap orang lain
b.     Binaan pendidikan, mencakup: jasmani, akal dan qalbu
c.      Tempat pendidikan mencakup: rumah tangga, sekolah dan masyarakat
d.     Komponen pendidikan mencakup: dasar, tujuan, materi, metode,media evaluasi,administrasi biasa, dana dan sebagainya. 



D. PERBEDAAN SISTEM PENDIDIKAN ISLAM DENGAN SISTEM PENDIDIKAN NON ISLAM
1.     Sistem Ideologi
          Islam memiliki ideologi al-tauhid yang bersumber dari al-Qur’an dan sunnah. Sedangkan non islam  berbagai macam ideilogi yang bersuber dari isme-isme materialis,komunis,ateis,social,kapitalis dan sebagainnya. dengan begitu dengan kedua sistem tersebut adlah memuat ideologi yang mendasarinnya.
          Apabila ide pokok idioligi islam berupa al-tauhit,maka setiapa komponen dan tindakan sistem pendidikan islam harus berdasarkan al-tauhit pula. Maka tauhit bukan hanya sekedar meng-EsaKan tuhan seperti yang dipahami oleh kaum monoteis,melaikan juga meyakinkan kesatuan penciptaan,kesatuan manusia,kesatuan tujuan hidup. Dengan kerangka dasar al-tauhit maka dalam pendidikan islam tidak akan ditemui tindakan yang dualisme,dan sekularis. Sistem pendidikan islam menghendaki adannya intergralistik yang menyatukan kebutuhan dunia dan akhirat,jasmani dan rohani,mental dan spiritual,individu dan social yang dijiwai dinafasi oleh roh tauhit[6].
2.     Sistem nilai
Pendidikan islam bersumber dari nilai al-qur’an dan sunah,sedangkan pendidikan non islam bersumber dari nilai yang lain. Formulasi ini relavan dengan kesimpulan di atas,sebab dalam ideologi islam itu bermuatan nilai-nilai dasar al-qur’an dan sunah,sebagai sumber asal dan ijtihad sebagai sumber tambahan. Pendidikan non islam sebenarnya ada juga sumber lainnya namun sumber lainnya hanya dari hasil pikiran,hasil,penelitian para akhli,dan adat kebiasan masyarakat.[7]
3.     Orientasi pendidikan
Pendidikan islam berorientasi kepada duniawi dan ukhrawi,sedangkan pendidikan non islam orientasinnya duniawi semata. Di dalam islam kehidupan akhirat merupakan kelanjutan dari kehidupan dunia,bahkan suatu mutu kehidupan akhirat konsekuensi dari mutu kehidupan. Segala perbuatan muslim dalam bidang apapun memiliki kaitan dengan akhirat.
Islam sebagai agama yang bersifat universal berisi ajaran-ajaran yang dapat membimbing manusia kepada kebahagian dunia akhirat.
Allah SWT berfirman ;
          “ Dan carilah apa yang telah dianugrahkan Allah kepadamu kebahagiaan negeri akhirat dan janganlah kamu melupakan kebahagiaan dan nikmat (dunia)..” (Q.S. Al-Mukmin :77)
          Untuk ini islam mengajarkan kepada umatnya agar senantiasa menjalin hubungan erat dengan Allah dan manusia. Berdasrkan hal tersebut pendidikan islam berfungsi untuk menghasilkan mansia yang dapat menempuh kehidupan yang indah didunia dan kehidupan indah  di akhirat  serta terlepas dari siksa yang amat pedih.
Berbeda dengan pendidikan barat yang bertitik tolak dari filsafat pragmatisme yaitu yang mengujur kebenaran menurut kepentingan waktu, tempat dan situasi, dan barahirnya pada garis hayat. Fungsi pendidikan tidaklah sampai  untuk menciptakan manusia yang dapat menempuh hidup yang indaah di akhirat, akan tetapi terbatas pada kehidupan duniawih semata[8].



 E. PRINSIP-PRISIP SISTEM PENDIDIKAN ISLAM
          Prinsip berarti asas (kebenaran yang jadi pokok dasar orang berfikir dan bertindak). Dagoberte D. Runes mengartikan sebagai kebenaran yang bersifat universal yang bersifat dari prinsip pendidikan.
Prinsip pendidikan islam juga ditegakkan diatas dasar yamg sama dan berpangkal dari pandangan islam secara filosofi terdapat jagat raya,manusia,masyrakat,ilmu pengetahuan dan akhlak. Pandangan islam terhadap masalah-masalah tersebut melahirkan berbagai prinsip dalam pendidikan islam.
1.     Prinsip-prinsip islam merupakan implikasi dari caracteristi (ciri-ciri ) manusia menurut islam.
Ajaran islam mengemukakan empat macam cirri-ciri manusia yang membedakan makhluk lain yaitu:
1)    Fitnah
2)    Kesatuan roh dan jasad ( wandah al-roh al jism )
3)    Kebebasan yang berkehendak ( hurriyah al-iradah )

a)     Agama yang diturunkan melalui rasulnya adaah agama fitrah Allah SWT berfirman: (Q.S. Al-Rum;30 )
Fitrah itu sesui watak manusia yang terikat perjanjian ( mitsag ) bahwa manusia menerima Allah sebagai tuhan yang disembah Allah SWT berfirman dalam surat Al-A’raf ayat 7 )
Dengan demikian fitrah manusia adalah mempercayai adannya allah Swt sebagai tuhan. Fitrah manusia percaya kepada tuhan berarti manusia mempunyai potensi aktualisasi sifat-sifat tuhan kedalam diri manusia yang harus di pertanggung jawaban sebagai amanah allah dalam bentuk ibadah. Ibadah juga merupakan tujuan manusia[9] diciptakan. Allah seterusnnya menegaskan; dalam (Q.S Al-Zazariat ayat 56) yang artinya:
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah Ku”. (Q.S. Al-Zariyat:56)

b)    Ketentuan roh dan jasad
Manusia tersusun dari dua unsur yaitu  roh dan jasad. Dari segi jasad sebagaian karakteristik manusia sama dengan binatang sama-sama memiliki dorongan untuk berkembang dan mempertahankan diri serta keturunannya. Namun dari segi roh manusia sama sekali berbeda dengan akhlak lain. Allah menyempurnakan kajian manusia dengan meniupkan roh ketika struktur jasad manusia untuk menerimannya. Allah berfirman dalam surat Al- Hajr;29. Dengan roh yang ditiup kedalam manusia maka manusia hidup dan berkembang. Roh mempunyai dua daya, daya berfikir yang disebut aql dan daya yang disebut qalb. Dengan daya aql manusia memperoleh ilmu pengetahuan,memperhatikan dan menyelidiki alam sekitar. Dengan daya qalb manusia berusaha mendekatkan diri sedekat mungkin dengan tuhan. Dalam sejarah islam kedua daya ini dikembangkan. Para ulama-ulama filosof lebih mengembangkan aql dari pada qalb. Ulama sufi sebaiknya lebih mengembangkan qalb dari pada aql. Dengan roh yang mempunyai dua daya tersebut manusia memiliki potensi ( fitrah ) mengaktualisasikan,sifat-sifat allah kedalam dirinnya,serta memiliki kecenderungan untuk mencari allah,mencintainnya serta beribadah. Dengan adannya aql manusia siap mengenal allah,beriman dan beribadah kepadnnya,memperoleh ilmu pengetahuan serta memanfaatkan untuk kesejahteraan hidup. Dengan adannya qalb manusia membedakan kebalikan dan keburukan.


c)     Manusia memiliki karakter kebebasan berkemauan dalam segala aspek kehidupan.
Kebebasan sebagai karakteristik manusian meliputi berbagai dimensi seperti kebebasan dalam beragama, berbuat, mengeluarkan pendapat,memiliki, berfikir, berekspresi. Allah SWT menegaskan:
Artinya:
“Tidak ada paksaan untuk memasuki agama (islam):sesungguhnya telah jelas yang benar dan jalan yang salah”. (Q.S.Al-Baqarah: 256)
Firman Allah SWT
Artinya:
          “sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan”. (Q.S Al-Ra’d :3)

          Implikasi dalam pendidikan adalah bahwa pencapaian tujuan pindidikan itu adalah faktor peserta didik merupakan hal yang mutlak perlu diperhatikan. Supaya seorang pendidik berhasil dalam pendidikan harus ada konsep yang jelastentang karakter fitrahnya,walaupun kita mengakui peranan lingkungan dalam pendidikan akan tetapi lingkungan bukan satu-satunya faktor yang paling menentukan. Fitrah manusia juga memerlukan dan perlu dikembangkan dalam rangka memperkuat hubungan manusia dengan khaliknya dengan sesamanya dan makhluk lainnya.karakter manusia yang terdiri dari badan dan roh dengan daya aql dan qalbnya perlu dikembangkan dalam pendidikan sehingga terdapat keseimbangan antara pendidikan agama dan sains.

2.     Perinsip pendidikan islam adalah pendidikan integral dan terpadu
Pendidikan islam tidak mengenal adanya pemisahan antara sains dan agama. Penyatuan antara kedua sistem pendidikan adalah tuntutan akidah islam.
Dengan demikian semua cabang ilmu yang merupakan studi kedua jenis ayat-ayat allah itu sebenarnya adalah ilmu-ilmu islam asalkan didasari dan dilakukan dalam rangka pengembangan pemahaman ilmu pengetahuan, nantinya terdapat perbedaan atau pertentangan antara hasil penelitian ilmiyah dengan wahyu allah tentu terjadi kedua salah satu dari dua hal itu:
1.     Penyelidika ilmiyah yang belum sampai kepada kebenaran ilmiyah yang objektif
2.     Atau kita salah memahami ayat yang menyangkut objek penelitian.
Kalau keduanya tidak dapat dihindari minimal seorang peserta didik harus dapat melakukan perubahan orientasi mengenal konsep “ilmu” yang secara langsung dikaitkan dengan dalil-dalil keagamaan, dan sebaliknya ajaran agama dikorelasikan dengan ilmu pengetahuan sehingga wawasan peserta didik dan anak didik menyatu dalam agama dan ilmu pengetahuan.
3.     Perinsip-prinsip islam dalam pendidikan yang seimbang
Ada beberapa prinsip keseimbangan yang medasari pendidikan islam yaitu:
a.     Keseimbangan antara kehidupan duniawi dan ukhrawi.
Islam meletakkan beban kewajiban yang berat diatas pundak pendidikan islam dalam makna yang sebenarnya. Sebab hasilnya baik atau buruk akan dirasakan oleh masyarakat sekarang dan generasi yang akan datang bentuk hasil itu akan berkisar dari yang gemilang yakni progress sampai kepada extrim. Progress yang akan dicapai oleh pendidik islam adalah kehidupan yang indah di dunia dan di akhira.
b.     Keseimbangan antara jasmani dan rohani
Kenyataan yang tidak dapat di ingkari adalah bahwa manusia lahir didunia ini di bekali dengan kecenderungan pembawaan daya imajinasi dan akal yang berbeda. Perbedaan ini didalam psikologi disebut al farq al fardiyah yang meliputi aspek fisik dan psikis jasmani dan rohani. Perbedaan fisik dan psikis seseorang sebagai salah satu faktor yang harus di pertimbangkan dalam penyusunan program pendidikan. Tujuan pendidikan pada hakikatnya adalah untuk menumbuhkan kebangkitan aspek fisik dan psikis anak. Kenyataan menunjukan bahwa ada perbedaan potensi yang dibawa oleh anak dalam kedua aspek tersebut. Oleh sebab itu pendidikan islam bertanggung jawab dalam pengembangan setiap individu anak sesuai dengan tabiat masing-masing.
c.      Keseimbangan antara individu dan masyarakat
pendidikan islam berusaha pula mengembangkan aspek kemasyarakatan berupa kasih mengasihi,hormat menghormati sesame muslim. Perasaan seperti itu apabila sudah tertanam dalam jiwa seseorang dapatmenimbulkan sifat positif[10].


4.     Prinsip pendidikan islam adalah pendidikan yang universal
Agama islam yang menjadi dasar pendidikan islam itu bersifat menyeluruh terhadap wujud, alam jagat, dan hidup. Ia menekan padandangan yang menghimpun roh dan badan, antara individu dan masyarakat, antara dunia dan akhirat, antara materi dan spiritual. Pendidikan islam yang berdasarkan prinsip ini bertujuan untuk menumbuhkan, mengembangkan dan membangun segala aspek kepribadian manusia dan segala potensi. Yang dimaksud dengan prisip ini adalah pendidikan islam itu henaknya meliputi seluru aspek kepribadian manusia dan hendaknya meliputi manusia itu dengan pandangan yang menyeluruh yang terdiri dari aspek jiwa, badan, akal, sehingga nantinya pendidikan islam itu di arahkan pada pendidikan jasmani, pendidikan jiwa, dan pendidikan akal. Pendidikan islam harusnya meliputi seluruh dimensi kehidupan manusia dan tidak boleh hanya member penekanan kepada salah satu dimensi saja dan meninggalkan dimensi yang lainnya. Dalam pendidikan islam di perlukan suatu model dan sistem yang menyeluruh baik dalam pelembagaan pendidikan yang berjenjang dan bervariasi maupun dalam penerapan metode pendidikan sehingga dapat mengikuti modal supra sistem dan terlahirlah sistem yang diharapkan untuk kemajuan masa yang akan datang[11].


5.     Perinsip Penelitian Islam adalah Pendidikan Yang Dinamis
Pendidikan islam dalam prinsip ini tidak statis dalam tujuan materi,kurikulum media,dan metodenya tetapi ia selalu membaharui diri dan berkembang. Memberikan respon terhadap kebutuhan-kebutuhan masyrakat sesuai dengan perkembangan dan perubahan sosial yang tidak bertententangan dengan ajaran dasar islam. Begitu juga respon terhadap individu dan masyarakat,syariat islam,memebaharui diri untuk berkembang. Diantara cara-cara pembaharuan dalam pendidikan adalah dengan memeperbanyak penelitian dan experiment dalam pendidik yang bersifat terbuka terhadap perubahan. Pada hakikatnya pendidikan islam merupakan proses perubahan tingkah laku,oleh karena itu pendidikan islam memerlukan kedinamisan. Dalam pendidikan islam terlihat pada saat pendidikan islam memberikan respon trhadap pembangnan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.dalam hubungan ini kita melihat  misal pada dunia pesantren yang dulu haya bercorak salafiyah, namun kini sudah berfariasi, dulu pesantren yang haya sekedar menjadi tempat mengaji kini berkembang pula nama pesantren untuk asrama anak-anak pelajar, umum, dan mahasiswa. Perkembangan pesantren tersebut guna memenuhi tuntutan masyarakat[12].  


BAB III
PENUTUP
3.1   KESIMPULAN
Pengertian Pendidikan
          Dalam bahasa Indonesia istilah pendidikan berasal dri kata “didik” dengan menberikan awalan “pe” dan ahiran “an” mengandung arti “perbuatan, hal, cara”. Istilah pendidikan ini mulai berasal dari bahasa Yunani yaitu “paedagogie” yang berarti bimbingan yang di berikan kepada anak. Istilah ini kemudian ditrjemahkan kedalam bahasa inggris “education” yang berarti bimbingan atau pengembangan. Dalam bahasa arab istilah ini sering disebut dan diterjemahkan dengan arti “tarbiyah” yang berarti pendidikan.
3.2   SARAN
Sebagai seorang hamba allah yang mulia kita harus bisa mengamalkan ilmu yang kita punya ilmu yang kita dapat dari pendiddkan baik pendidikan formal maupun non formal.






DAFTAR PUSTAKA
Ramayulis.2010.Ilmu Pendidikan Islam.Jakarta.Kalam Mulia.
Abudinnata.2010.Ilmu Pendidikan Islam.Jakarta.Kencana Prenada media grup.
M.Arifin.20008.Ilmu Pendidikan Islam.Jakarta.Bumi Aksara.


[1] Ramayulis,Ilmu pendidkan islam,Kalam mulia: Jakarta,hal 14
[2] Abudinnata,Ilmu pendidikan islam,Kencana prenada media group:Jakarta,hal 15
[3] M.Ariffin,Ilmu pendidikan islam,Bumi aksara: Jakarta,hal 14
[4][4] Ramayulis,op cit,hal17
[5] Ramayulis,halt,hal,20
[6] Ramayulis,ibid,hal,26
[7] Ramayulis,ibid,hal,26
[8] Ramayulis,Ibid,hal,26
[9] Ramayulis,Ibid,hal,28
[10] Ramayulis,Ibid,hal,34
[11] Ramayulis,Ibid,hal,34
[12]Ramayulis,Ibid,hal,36

1 komentar:

  1. Baccarat at the Casino of the Week
    Best 온카지노 Baccarat in Las Vegas? Read our review on all Baccarat variants and bet the 바카라 사이트 best casino offers! Read this 1xbet article to find out

    BalasHapus